Tahun 2020, PAD Buton Ditarget Rp 26 Miliar

M. Taufik Tombuli

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2020 ini sebesar Rp 26 Miliar atau bahkan lebih dari jumlah itu.
"PAD dari pajak tahun ini ditargetkan Rp 26 Miliar," kata Kepala Dispenda Kabupaten Buton, Taufik Tombuli, dikonfirmasi di ruang kerjanya, pada Selasa (24/03/2020).

Taufik Tombuli, menjelaskan PAD tersebut diperoleh dari beberapa jenis pajak lingkup Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Buton antara lain sebagai berikut :
1. Dinas Kelautan dan Perikanan, jenis PAD retribusi tempat pelelangan ikan, retribusi hasil penjualan usaha daerah, retribusi pemakaian kekayaan daerah dan lain-lain PAD yang sah.
2. Dinas kesehatan, jenis PAD retribusi pelayanan kesehatan dan lain-lain PAD yang sah.
3. Dinas Pekerjaan Umum, jenis PAD retribusi pemakaian kekayaan daerah dan lain-lain PAD yang sah.
4. Dinas Pertanian, jenis PAD retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pelayanan pasar, retribusi hasil penjualan produksi usaha daerah dan lain-lain PAD yang sah.
5. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), jenis PAD retribusi pelayanan kesehatan, retribusi pemakaian kekayaan daerah dan lain-lain PAD yang sah.
6. PD. Wolio/Mainawa, jenis PAD hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan.
7. PDAM, jenis PAD hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan.
8. Bank Sultra, jenis PAD hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan.
9. Dinas Perhubungan, jenis PAD retribusi parkir di tepi jalan, retribusi izin trayek, retribusi pengujian kendaraan bermotor, retribusi pelayanan pelabuhan serta lain-lain PAD yang sah.
10. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman, jenis PAD retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat dan lain-lain PAD yang sah.
11. Dinas Ketahanan Pangan, jenis PAD retribusi penjualan hasil pertanian/perkebunan dan lain-lain PAD yang sah.
12. Dinas Perdagangan, jenis PAD retribusi pelayanan tera/tera ulang, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi hasil penjualan produk usaha daerah dan lain-lain PAD yang sah.
13. Dinas Pariwisata, jenis PAD retribusi tempat rekreasi dan olahraga dan lain-lain PAD yang sah.
14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, jenis PAD retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol dan lain-lain PAD yang sah.
15. Badan Pendapatan Daerah, jenis PAD pajak daerah, retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pelayanan pasar dan lain-lain PAD yang sah.
16. BPKAD, jenis PAD retribusi pemakaian kekayaan daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah.
17.Badan Komunikasi Informasi dan Persandian, jenis PAD retribusi pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi-LRA dan lain-lain PAD yang sah.
18. Dinas Lingkungan Hidup, jenis PAD retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan lain-lain PAD yang sah.
19. Dinas Tenaga Kerja, jenis PAD retribusi retribusi perpanjangan izin memperkejakan tenaga asing (IMTA) dan lain-lain PAD yang sah.
20. Dinas Pemadam Kebakaran, jenis PAD retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran dan lain-lain PAD yang sah.
21. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, jenis PAD retribusi pelayanan pendidikan dan lain-lain PAD yang sah.

Selain itu, lanjut Taufik Tombuli, untuk meningkatkan PAD pihaknya menaikkan pajak pada bidang pertahanan yaitu Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).
Ia menambahkan PAD perlu terus ditingkatkan karena dibutuhkan untuk membiayai berbagai macam keperluan daerah dan peningkatan pelayanan pada masyarakat.
"Saya terus mendorong jajaran Dispenda untuk bekerja lebih baik lagi, juga mengharapkan dukungan dari semua lapisan masyarakat untuk memenuhi kewajiban membayar pajak," ujarnya.